Dampak Pembangunan Jalan Tol Oleh Asing Bagi Bangsa Indonesia
Nama :
Suci Ramadhani Putri
Kelas/Smt :
IV A
Prodi :
Muamalah
Dampak Pembangunan Jalan Tol Oleh Asing Bagi Bangsa Indonesia
Indonesia adalah negeri yang kaya, Indonesia adalah negeri yang dngan
beragaman dan Indonesia adalah negeri yang hebat. Saya bangga menjadi
Indonesia. Tercatat Indonesia telah beberapa kali mencatatkan prestasinya di
kancah dunia sejak kemerdekaannya yaitu pada tahun 1945, hal ini dikarenakan
bangsa Indonesia selalu bersatu teguh menghadapai segala tantangan demi untuk
memajukan Indonesia. Indonesia selalu terbingkai utuh dalam satu
BhinnekaTunggal Ika (Bersatu Kita Teguh Bercerai Kita Runtuh).
Namun sayangnya itu semua tidak akan lama lagi Bangsa ini nikmati
lagi, hal ini lantaran negeri kita tercinta perlahan demi perlahan terus
dikuasai oleh pihak asing. Baru-baru ini santer dibicarakan oleh masyarakat
kita mengenai pembangunan infrastruktur oleh pemerintah yang menggebu-gebu
sejak 4 tahun terakhir. Yaitu sejak era pemerintahan Preseiden Jokowi. Presiden
Jokowi menargetkan untuk membangun 1000 kilometer
jalan tol demi perkembangan Indonesia meskipun dengan berbagai cara.
Jika pada era pemerintahan-pemerintahan yang sebelumnya, pemerintah
dalam membangun infrastruktur mekmakai sistem Public Private Partnershp (PPP)
yaitu dimana pemerintah melakukan kerjasama dengan perusahaan BUMN dalam
Pembangunannya. Sehingga pada akhirnya saat pembangunannya tuntas, jalan tol
akan tetapdimiliki dan dikelola oleh BUMN. Sedangkan sejak era pemerintahan
Jokowi, Jokowi mengganti sistem PPP ini dengan Limited Consension Acces (LCS).
Yaitu sistem yang pemerintah bangun sendiri jalan tolnya, namun karena keuangan
APBN yang tidak memadai, maka Indonesia berhutang untukmembangunnya, lalu setelah
rampung maka akan ditawarkan kepada asing untuk dimiliki dan dikelola. Hasil
penjualan jalan tol inilah yang kemudian akan digunakan untuk membangun
ruas-ruas jalan tol lainnya. Bertambahnya ruas jalan tol adalah yang diincar
oleh Pemerintahan Jokowi,karena menurut pemerintahan Jokowi jika
infrastrukturnya bagus, maka perekonomian pun akan ikut membaikpula. Sekali
lagi, meskipun harus dengan berbagai cara.
Terbaru, Kementrian PUPR melalui Perpres Nomor 39 Tahun 2014
tentang Daftra Negatif Investasi menyatakan bahwa kini pengelolaan jalan tol
terbuka 100% untuk asing. Sehingga asing dapat menguasai seluruh infrastruktur
tol yang ada di Indonesia.
Tercatat sejak 4 tahun terakhir selama era kepemimpinan presiden Jokowi telah dibangun jalan tol
sepanjang 423,17 km. Angka ini memanglah yang tertinggi dibandingkan dengan era
kepemimpinan yang sebelumnya sejak Indonesia merdeka.berikut daftar jalan tol
yang telah diresmikan sejak tahun 2014 hingga sekarang.
1.
Kertosono-Mojokerto seksi 2 dan 3 24,92 km
(2016 dan 2017)
2.
Gempol-Pandaan 12,05 km (2015)
3.
Cikampek-Palimanan 116,75 km (2015)
4.
Pejagan-Pemalang seksi 1 dan 2 20,2 km (2016)
5.
Gempol-Pasuruan 20,5 km (2017 dan 2018)
6.
Akses Tanjung Priok 11,4 km (2017)
7.
Surabaya-Mojokerto seksi 1B-4 33,94 km (2016
dan 2017)
8.
Palembang-Simpang Indralaya seksi 1 7,75 km
(2017)
9.
Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi seksi 2-6 41,65
km (2017)
10.
Medan-Binjai seksi 2 dan 3 10,46 km (2017)
11.
Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) seksi
1B dan 1C 8,4 km (2017)
12.
Soreang-Pasir Koja 8,15 km (2017)
13.
Bakauheni-Terbanggi Besar segmen Pelabuhan
Bakauheni-SS Bakauheni- Lematang-SS Kota Baru 13,9 km (2018)
14.
Ngawi-Kertosono seksi 1-3 49,5 km (2018)
15.
Solo-Ngawi segmen Kartasura-Sragen 35,2 km
(2018)
16.
Bogor Ring Road seksi 2B 2,6 km (2018)
17.
Depok-Antasari seksi 15,8 km (2018)
Namun saya pribadi sebagai penulis tidak setuju dengan maraknya
pembangunan jalan tol ini. Lantaran selain semua itu nantinya akan menjadi
milik asing juga akan membawa dampak negatif
bagi rakyat kita.
Karena seperti yang sama-sama kita ketahui
bahwa dana APBN negara kita tidak akan mencukupi jika harus memenuhi target
pembangunan jalan tol yang pemerintah tetapkan. Sehingga pemerintah harus
berhutang untuk kemudian digunakan sebagai modal awal pembangunan jalan tol
ini. Realitanya pemerintah dalam usaha pembayaran hutang ini membebankannya ke
pundak rakyat kita. Pajak dinaikkan dengan dipukul rata baik bagi rakyat yang
kaya maupun yang miskin. Padahal kemudian, tidak semua dari rakyat kita bsa
menikmati jalan tol ini. Lantaran tarif yang begitu mahal yang ditetapkan untuk
melintasi jalan tol tersebut. Sehingga, paradigmayang terjadi adalah justru
proyek jalan tol ini hanya akan menguntungkan bagi pihak asing saja.
Dan juga, pemerintah jangan hanya fokus kepada
infrastruktu yang pada kenyataannya justru lebih menguntungkan pihak asing
dibandingkan bagi bangsa Indonesia sendiri. Dengan berkembangnya infrastruktur,
maka produk-produk asing akan semakin menjamur di Indonesia, terlebih lagi
dengan kondisi pasar bebas saat ini. Maka produk-produk asli dalem negeri kita
akan terpinggirkan. Produk-produk dari bangsa kita akan terasing di negeri
sendiri.
Selain itu, dalam pembangunan proyek jalan tol
banyak dari rakyat kita yang mengeluh lantaran berisik, debu dan polusi yang
diakibatkan oleh suara mesin-mesin kendaraan yang berlalu lalang di tol. Dan
juga pemerintah tanpa memperhatikan dampak lingkungan yang akan diakibatkan
dengan pembangunan proyek jalan tol ini, pemerintah seakan lupa dengan nasib
para petani yang harus kehilangan pekerjaannya lantaran sawah yang biasa mereka
biasa gunakan untuk bercocok tanam dipakai untuk kemudian digunakan untuk
pembangunan proyek jalan tol. Sehingga kini merekapun kebingungan untuk beralih
profesi.
Dan terakhir, kata pemerintah bahwa dengan
dibangunnya infrastruktur jalan tol ini akan mempercepat laju perkembangan
ekonomi Indonesia karena akan mendapat daya tarik dari parainvestor untuk
kemudian menginvestasikan modalnya di Indonesia. Namun realitanya adalah bahwa
empat tahun belakangan investor asing justru tergolong lesu. Perkembangannya
pada kurun waktu tahun 2014-2018 justru hanya berkisar 6,84% bahkan pada tahun
2018 Indonesia sempat minus 8,8%. Hal ini tidak seperti pada masa era
pemerintahan SBY yang justru perkembangan investasi di Indonesia rata-rata
mencapai 20,62%. Hal ini berdasarkan data yang disampaikan oleh BKPM.
Sehingga terlihat jelas kemudian bagi penulis,
bahwa pembangunan mega proyek jalan tol ini adalah selain tidak efisien juga
menjadi beban bagi rakyat Indonesia. Penulis rasa, sudah saatnya pemerintah
lebih memperhatikan bangsa indonesia lebih lagi. Pemerintah harus membuat
keputusan-keputusan yang lebih akan menguntungkan bangsa indonesia sendiri.
Seperti misalnya pada era pemerintahan SBY, pembangunan jalan tolmemang tidak
seperti sekarang, namun pada saat itu Indonesia mampu menarik investoor asing
hingga 20,62%. Kemudian era pemerintahan SBY juga lebih pro rakyat. Dengan
membuat kebijakan-kebijakan langsung yang akan dirasakan oleh rakyat Indonesia.
Yaitu apabila ekonomi melemah, maka pemerintah akan membantu perputaran ekonomi
dengan memberi bantuan dana langsung kepada rakyat Indonesia.
Komentar
Posting Komentar